Minggu, 25 Mei 2014

Makalah Pendidikan Pemakai Perpustakaan SMAN 1 KAUMAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
1.1 Pendidikan Pemakai Perpustakaan (User Education)
   Koleksi yang dimiliki perpustakaan merupakan kekayaan (asset) yang harus sebesar-besarnya dimanfaatkan oleh pengguna secara optimal. Dengan perannya yang strategis, perpustakaan perlu didukung oleh kemampuan teknik-teknik yang efesien dan efektif dalam penggunaan sarana (layanan) perpustakaan untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh pemakainya, karena kemampuan mencari informasi tidak kalah pentingnya dengan informasi itu sendiri. Untuk mendukung terciptanya layanan yang prima dan usaha mengoptimalkan pemanfaatan koleksi yang dimiliki, maka perpustakaan sebagai tempat pengelolaan dan pendayagunaan khazanah media informasi perlu memberikan layanan pendidikan pemakai perpustakaan dalam rangka mengenalkan koleksi dan fasilitas yang dimiliki perpustakaan.
    Disamping itu perlu pula disadari bahwa: Library is the growing organism, perpustakaan adalah organisasi yang selalu tumbuh dan berkembang. Sehingga segala perkembangan yang terjadi dalam perpustakaan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber-sumber informasi dan pelayanan harus disebarluaskan kepada pemakai cara yang dapat ditempuh adalah dengan melaksanakan pendidikan pemakai. Every book it’s reader. Bahwa setiap buku ada sasaran pembacanya yang tepat. Pengadaan buku di perpustakaan sudah melalui tahap seleksi berdasarkan kebutuhan pemakai dengan begitu diharapkan semua koleksi buku yang dimiliki perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pembaca yang tepat. Every reader it’s book. Setiap pembaca tersedia bacaan yang tepat. Koleksi buku di perpusatakaan disediakan dengan memperhatikan aspek pengguna, yaitu siapa yang memanfaatkan koleksi buku tersebut. Sehingga diharapkan pengguna perpustakaan dapat memperoleh pilihan bacaan yang tepat. Book are for use. Bahwa semua buku yag ada di perpustakaan harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan perpustakaan, yaitu bahwa pengadaan koleksi buku betul-betul berorientasi pada pengguna. Setelah diadakan maka buku sesegera mungkin diolah dengan system yang memudahkan pengguna yang menemukan kembali koleksi tersebut jika diperlukan. Setelah diolah, buku dilayankan ke pengguna dan pihak perpustakaan harus proaktif dalam memberikan informasi mengenai buku-buku baru tersebut, sehingga pengguna dapat mengetahui perkembangan koleksi terbaru perpustakaan.
     Save the time for reader. Bahwa pendidikan pemakai menghemat waktu bagi pembacanya. Dengan program tersebut diharapkan mahasiswa baru terbekali dengan segala pengetahuan tentang pemanfaatan sumber-sumber informasi dengan baik, sehingga ketika ke perpustakaan dapat dengan cepat menemukan informasi yang dikehendaki, tanpa harus berlama-lama mengalami kebingungan.
   Perpustakaan merupakan investasi yang mahal sehingga harus dimanfaatkan. Koleksi dan fasilitas yang diadakan dengan biaya yang tidak sedikit, jadi sedapat mungkin perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh penggunanya.
   Pustakawan tidak hanya sekedar mengolah buku, tetapi harus berfungsi sebagai pendidik. Diharapkan pustakawan dapat memberi bimbingan kepada pengguna dengan baik mengenai cara-cara memanfaatkan sumber-sumber perpustakaan, dalam konteks demikian maka pustakawan adalah seorang pendidik.
 Literasi informasi adalah tanggungjawab pustakawan untuk memberikan kepada pengguna perpustakaan, ketrampilan dalam menggunakan sumber-sumber informasi seperti jurnal, indeks, abstrak, bibliografi, direktori dan sebagainya, baik dalam bentuk cetak maupun non cetak (bentuk elektroniknya). Ketrampilan yang membuat pengguna menjadi familier terhadap sumber-sumber informasi dan teknologi yang terdapat didalam perpustakaan. Sehingga di masa mendatang mereka dapat memanfaatkan perpustakaan dengan mudah, cepat dan percaya diri. Pemilihan model bimbingan pemakai yang akan dipakai tergantung pada jumlah peserta, kapasitas ruang atau kelas tempat penyelenggaraan kegiatan bimbingan pemakai dan tujuan dari kegiatan bimbingan pemakai tersebut. Karena ketrampilan menggunakan perpustakaan yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan bimbingan pemakai adalah sesuatu hal yang perlu dilaksanakan oleh perpustakaan.

1.2 Profil sekolah
   Sman 1 kauman berdiri tahun 1989. Sman 1 kauman merpakan alih fungsi dari SPG Negeri Tulungagung yang berdiri tahun 1962. Meski tidak masuk dalam lingkungan kota, namun untuk pengembangan kota, SMAN 1 Kauman bisa dibilang SMA perkotaan. Dari dari arah utara, timur, barat, dan selatan mudah menjangkaunya .

1.3 Bagunan fisik
    Bila melihat bangunan fisik, mayoritas kegunaan merupakan swadaya rang tua / wali murid tiap tahunnya. Diawali dengan warisan SPG berupa bangunan kelas dari pemerintah yang membangun dari timur ke barat sebanyak 6 kelas, ditambah bangunan sebelah tiurnya 19 kelas.

1.4 Input Dan Output
   Input SMAN 1 Kauman kebanyakan dari lulusan SMP dan yang sederajad di wilayah kabupaten Tulungagung dan sekitarnya yang didapatkan dengan seleksi danem (NUN).

1.5 Pelaksanaan Observasi
1. Pelaksanaan Laporan Observasi
Hari/Tanggal/Tahun                  : Jum’at, 5 April 2013
Tempat                                    : SMAN 1 Kauman, Tulungagung
Narasumber                             : Bu Handini Tjandra Sari S.sos (pustakawan)
Pelaksana Observasi                : Henny Surya Akbar Purna Putra

2.  Pelaksanaan Laporan Observasi
Hari/Tanggal/Tahun                   : Sabtu, 6 April 2013
Tempat                                     : SMAN 1 Kauman, Tulungagung
Narasumber                             : Bu Handini Tjandra Sari S.sos (pustakawan)
Pelaksana Observasi                :  Henny Surya Akbar Purna Putra

1.6 Rumusan Masalah
a1.      Apa definisi dari pendidikan pemakai perpustakaan?
b2.     Apa fungsi dan tujuan pendidikan pemakai perpustakaan?

1.7 Tujuan
Tujuan dari dilakukan observasi tentang Pendidikan Pemakai Perputakaan di perpustakaan SMAN 1 Kauman, yaitu :
11.      Menjelaskan definisi dari pendidikan pemakai perpustakaan
  2.      Menjelaskan fungsi dan tujuan pendidikan pemakai perpustakaan

BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan pemakai
     Semakin berkembangnya metode penddikan perguruan tinggu, kebutuhan ajan perpustakaan semakin dirasakan. Ttapi dengan semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan, jumlah dan macam koleksi juga semakin bertambah, sehingga pemakai perpustakaan terutama mahasiswa, makin bingung dalam usaha menemukan informasi. Dengan demikian mereka tidak dapat memanfaatkan perpustakaan semaksimal mugkin. Namun dilain pihak, keberadaan suatu perpustakaan sebagai pusat pendidikan dan bahkan tempat pendidikan seumur hidup (Lifelong Learning) sudah tepatri di hati pengguna. Davies (1973 : 39) menyatakan “ leraning how to use library is a basic component of… (any) instructional programs”. Jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar bagaimana memanfaatkan perpustakaan menjadi hal yang sangat mendasar dalam kaitanya terhadap kebutuhan informasi.
     Dalam Hal inilah perpustakaan diharapkan unutk meningkatkan jasa informasinya secara aktif. Salah satu langkah yang tepat untuk menanggulangi hal tersebut adalah menyelenggarakan suatu program pendidikan pemakai pada perpustakaan. Secara umum istilah pendidikan pemakai dalam konteks ilmu pemakai, pendidikan pengguna atau User Education.
      Definisi pemdidikan pemakai pemakai menurut Soedibyo (1987 : 121) adalah sebagai berikut :
     Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efisien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu ataupun secara kelompok.
     Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (1979 :19) “Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau petunjuk jeada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efisien.”
   Jadi dengandemikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan pemakai adalah serangkaian kegiatan kegiatan yang berisi aktivitas belajar mengenai pengenalan dan tata cara memanfaatkan perpustkaan kepada pengguna maupun calon pengguna di perpustakaan.
    Pada dasarnya materi yang diterapkan dalam pendidikan pemakai pada perpustakaan relative sama antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainya. Secara umum Darmono (2001 : 23) menyebutkan beberapa materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan antara lain adalah :
1. pengenalan terhadap denah perpustakaan
2. peraturan perputakaan
4 alat penelusuran informasi
4. pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan
5. pengenalan terhadap penempatan koleksi
6. Pengenalan terhadap ruang baca
Melalui beberapa materi pendidikan di atas maka dapat diketahui bahwa penyelenggaraan pendidikan pemakai pada perpustakaan, harus mampu menginformasikan aspek-aspek penting yang berkaitan dan dimilika olh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan, dengan harapan melalui pendidikan pemakai, maka penggna perpustakaan tidak akan merasa asing dan lbih cepat beradaptasi terhadap tatanan sistem operasional perpustakaan.
Sementara itu, kmungkinan terdapatnya perbedaan materi pendidikan pemakai antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainya sangat mungkin terjadi. Hal ini sudah lumrah, karena pada dasarnya peraturan mengenai pendidikan pemakai belum diatur dalam undang- undang pendidikan. Selain itu tungkat kualifikasi (level) antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainya juga banyak anyak yang memiliki perbedaan atau dngan kata lain seragam. Namun materi yang menyangkut keadaan umum perpustakaan biasanya diserukan pada setiap pendidikan pemaki di seluruh perpustakaan.

2.2 Fungsi dan tujuan pendidikan pemakai
Tidak dapat disangkal lagi bahwa pnddikan rupakan proses yan palin efektif untuk mentranformasikan informasi dari satu individu kepada individu lainnya. Wikipedia (2007 : 1) menjelaskan makna pendidikan sebagai berikut:
      Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pmberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijakan.
     Pada pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa yang paling pendting dalam proses pndidikan adalah pemberian pnetahuan engenai teknik dan metode kepada individu lain yang belum mengetahuinya. Dengan demikian dalam konteks perpustakaan, pnetahuan yan perlu diberikan adalah mengenai tata cara penggunaan dan pemanfaatan dengan segala fasilitas yang dimilikinya.
    Berbicara mengenai pndidikan khusunya dalam aspek pemanfaatan perpustakaan tentu saja harus sudah sejakdini dipersiapkan, sehingga peserta didik, dalam hal ini pengguna perpustakaan dapat menyadari fungsi pendidikan yan diperolehnya tersebut. Sutarno (2006  95-96) menjelaskan bahwa fungsi dilakukan bimbingan pemakai perpustakaan maupun pengguna perpustakaan yaitu agar :

1. Pemakai perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan sistem yang diberlakukan       di perpustakaan tersebut.
2. Pemakai perpustakaan dapat menggunakan sarana temu informasi yang tersedia seperti kode/nomor       klasifikasi, kartu catalog dan petunjuk yang lain
3 Pemakai perpustakaan dapat dengan cepat dan tepat menemukan apa yang diperlakukan tanpa banyak    membuang waktu, tidak menemui kesulitan atau tambahan.
4. perpustakaan dapat  memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh pengunjung dan anggota perpustakaan
5. perpustakaan dapat mengembangkan citra perpustakaan sebagai bagian dari lembaga pendidikan
  Jadi, dengan demikian pendidikan memiliki fungsi yang tak kalah pentingnya dengan funsi perpustakaan itu sendiri hal ini berarti pendidikan pemakai memiliki peran yang besar dalam mendukung perpustakaan yang ingin dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya secara lebih fungsional

2.3 Tujuan Pendidikan Pemakai
    Pendidikan pemakai juga memiliki tujuan yang diterapkan secara objektif. Dalam hal ini, perpustakaan harus dapat mengidentifikasi berbagai sasaran yang ingin dicapai didasarkan atas prioritas pada porsinya masing-masing. Oleh sebab itu , penerapan pendidikan pemakai pada perpustakaan harus diiringi dengan berbagai target yang ingin dicapai
            Secara umum tujuan diadakanya pendidikan pemakai tercantum dalam perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman (2004 : 95) sebagai berikut :

1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya             perpustakaan secara mandiri.
2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dengan sesuai untuk menemukan informasi dalam     subjek tertentu.
3. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya dan layanan perpustakaan
4. Mempromosikan layanan perpustakaan
5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.

2.4 Gambaran Umum Perpustakaan SMAN 1 Kauman Tulungagung
a. Susunan Struktur Organisasi
Susunan struktur organisasi  perpustakaan SMAN 1 Kauman.
Kepala Sekolah
b. Visi Misi Sekolah
            SMAN 1 Kauman memiliki visi dan misi, sbb :
1.      Visi
  Unggul dalam prestasi iman dan taqwa
2.      Misi
·      Melaksanakan pembelajaran dan bibingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan mutu yang dimiliki.
·      Membutuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga masyarakat sekolah
·      Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi yang ada pada dirinya, sehingga dapat berkembang lebih optimal
·      Membutuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa, sehingga menjadi suber kearifan dalam bertindak
·      Merupakan manajemen partisipasi dengan meliatkan seluruh warga sekolah dan komite sekolah
c. Kebijakan
   Perpustakaan sekolah yang saya kunjungi memiliki kebijakan di dalam perpustakaan tersebut, seperti jam pelayanannya, koleksi apa saja yang tersedia, pemeliharaan koleksi, melakukan pengadaan buku,dll. Maka dari itu sangat diperlukan tenaga yang sesuai bidangnya agar dapat memahami kebutuhan sesungguhnya perserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar dengan membaca dan menggunakan semaksimal mungkin fungsi dari perpustakaan itu sendiri.
   Perpustakaan SMAN 1 Kauman telah memberikan semaksimal mungkin kepada perpustakaan, dengan mendukung program-program yang diadakan oleh perpustakaan.
d. Keanggotaan
e. Anggaran
6jt pertahun
Koordinator
Dra. Lilies Noor Jannah
Staff
Handini Tjandra Sari, S.sos
Pengadaan
 Sekolah
Hadiah
Dari Pusat
Permintaan siswa dan guru secara lisan
Layanan
L. baca
L. koleksi
L. referensi
L. Sirkulasi – manual kataloging
L. Multimedia
Penyiangan
Buku2 yang rusak berat digudangkan – di lelangkan
Buku2 yang rusak ringan di perbaiki
Pemustaka
Jumlah siswa keseluruhan 1.125
50 – 200 siswa yang aktiv di perpustakaan
10-15 guru yang aktif di perpustakaan

BAB III
PENUTUP

3.1 Pendidikan Pemakai Perpustakaan SMAN 1 Kuman
      Pada awal penerimaan siswa baru, siswa dikenalkan kepada lingkungan sekolah, dan pada materi itu, siswa diajak tour library perpustakaan sekolah. Pada tahap dasar ini, siswa diharapkan untuk mengenal perpustakaan, dan mengerti keberadaan perpustakaan sekolah itu sendiri.
     Secara teknis, ketika siswa dikenalkan oleh perpustakaan, siswa diajarkan cara pencarian bahan koleksi menggunakan kartu katalog. Siswa diperkenalkan layanan-layanan yang berada di perpustakaan, dan siswa diajarkan tata cara meminjam bahan koleksi tercetak di perpustakaan.

3.2 Peran Guru Sebagai Fasilitator Bagi Peserta Didik
   Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru adalah desainer pemberlajaran dalam menstranfer seperangkat pengetahuan, menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada peserta didik, dan sekaligus juga pelaksana pembelajaran di depan kelas, di lingkungan sekolah, dan masyarakat sesuai dengan tututan capaian minimal dari kurikulum. Tugas guru tudak dapat dikatangan ringan. Guru tidak sekedar menstranfer pengetahuan kepada peserta didik sebagai insan pembelajar seumur hidup. Dalam konteks ini guru harus mampu menciptakan dan merangsang rasa ingin tahu peserta didik untuk mau terus menggali, memperdalam, dan mengembangkan materi pelajar scara mandiri di luar ruang kelas.
     Guru pengajar di SMAN 1 Kauman, sering memberikan tugas resume buku kepada peserta didiknya, dimana guru menyarankan peserta didiknya untuk mencari bahan referensi yang berada di perpustakaan. Selain itu, guru pengajar juga sering mengajak peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran di dalam perpustakaan. Metode ini juga membuat peserta didik tidak awam dengan perpustakaan.


3.3 Respon Kepala Sekolah Dalam Penyelengaraan Perpustakaan
   Kepala Sekolah SMAN 1 Kauman Tulungung, mendukung penuh tentang perpustakaan, kepala sekolah mendukung secara infrastruktur, dan mendukung dalam hal kurikulum-kurikulum yang telah ditetapkan untuk perpustakaan.
      Kepala sekolah berperan penting terhadap perpustakaan sekolah,
Kepala sekolah mendukung penuh dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah,
Dalam hal ini kepala sekolah mendukung dalam hal infrastruktur, dan mendukum dalam hal kurikulum2 yang telah di tetapkan untuk perpustakaan
Denda
Peminjaman dilakukan selama tujuh hari
Rp 100,- perhari

3.4 KESIMPULAN
   Dari hasil penelitian yang saya dapat dari salah satu sekolah menengah atas yaitu di SMAN 1 Kauman. Perpustakaannya masih dalam tahap-tahap pengembangan koleksi, fasilitas, layanan-layanan yang akan di terapkan, dan tenaga pustakawan yang profesional.
  Menurut Bu Handini Tjandra Sari S.sos yang sebagai petugas perpupustakaan yang pada dasarnya tidak memiliki latar belakang ilmu perpustakaan, terkadang sering keluh-kesah karena begitu banyak yang harus di ketahui di dalam mengembangkan perpustakaan. Tetapi Bu Handini ni tetap semangat dalam memperjuangkan daya minat-baca bagi peserta didik di dalam populasi sekolah SMAN 1 Kauman.
  Pustakawan di perpustakaan SMAN 1 Kauman ini, begitu ramah dalam interaksi / berkomunikasi dengan pemustakanya. Terkadang pustakawan perpustakaan SMAN 1 Kauman juga memberikan hadiah kepada siswa, jika siswa sering aktif di dalam perpustakaan, meskipun hanya sekedar hadiah yang tidak seberapa, namun hadiah itu benar-benar berharga terhadap siswa secara psikologi. Secara tidak lansung pustakawan perpustakaan SMAN 1 Kauman telah membantu untuk mempublikasikan perpustakaan.

   Pustakawan Perpustakaan SMAN 1 Kauman juga sering bertanya-tanya, mengobrol, dan memberikan bimbingan yang berguna kepada siswa, sehingga siswa tergugat semangat untuk membacanya. Hal itu juga dapat dijadikan masukan-masukan kepada pustakawan perpustakaan SMAN 1 Kauman sebagai pengelola informasi dan literasi informasi yang dibutuhkan oleh siswa, dan guru.

3.5 DAFTAR PUSTAKA

3.5 LAMPIRAN
Penataan Buku di Perpustakaan SMAN 1 KAUMAN

Pustakawan SMAN 1 KAUMAN

Beberapa Majalah SMAN 1 KAUMAN

Tampak Depan Perpustakaan SMAN 1 KAUMAN


Salah Satu Guru Pengunjung di Perpustakaan





1 komentar: